PON JABAR

Harta Kebudayaan Turki 32 (Süleymaniye)

Tribun Pangandaran- Pada kesempatan program Harta Kebudayaan Turki minggu ini kami akan menerangkan kepada anda sekalian tentang Masjid Süleymaniye yang dibuat arsitektur terkenal Turki bernama Mimar Sinan atas perintah dari sultan Dinasti Utsmani Kanuni Sultan Süleyman

Kanuni Sultan Süleyman dinilai oleh banyak sejarawan sebagai seorang sultan yang menjayakan Dinasti Utsmani Turki. Barat menyebutnya dengan ‘’Keindahan’’. Selama 40 tahun beliau berkuasa dan melebarkan sayap Dinasti Utsmani, hingga acap kali dituliskan dalam sejarah dunia, Islam dan Turki. Sejarawan Turki menaruh nama tambahan Kanuni yang berarti ‘’Hukum’’ karena kepiawaiannya dalam memimpin. Peperangan telah dilakukan oleh Kanuni Sultan Süleyman dikawasan Barat dan Timur Turki, hingga akhirnya didirikan berbagai masjid oleh arsitektur kebanggaannya yaitu Mimar Sinan.

Keunikan dari Kanuni Sultan Süleyman sebelum pembuatan masjid adalah mengirimkan surat tertulis atas namanya kepada negri tetangga diluar kuasanya. Hal tersebut juga kadang menimbulkan beberapa kecemburuan dan hingga akhirnya dibuat gereja-gereja oleh pemerintah non-muslim kala itu. Salah satu proyek masjid terbesar Dinasti Utsmani adalah pembangunan masjid dibeberapa kawasannya, tidak lupa hal tersebut melibatkan arsitektur handalannya adalah Mimar Sinan. Menara adalah sebuah bangunan yang tidak seakan tidak bisa dipisahkan dari masjid, pembuatan masjid pun biasanya dibuat menara terlebih dahulu sehingga menjadi simbol bagi masyarakat bahwa akan dibuat sebuah masjid disampingnya. Salah satu contohnya adalah Masjid Tahmasp I yang melibatkan Kanuni Sultan Süleyman serta menjadi penyumbang terbanyak dalam pembangunannya.

Pembangunan masjid yang memakan waktu cukup panjang dikarenakan kurangnya biaya dan kemahiran arsitek yang terbatas. Timbal balik dari Tahmasp I adalah sumbangannya terhadap pembangunan empat menara yang hingga kini sangat dinikmati keindahannya oleh para wisatawan. Pembangunan Masjid Süleymaniye juga konon telah membuat Paus cemburu karena sebelumnya gereja kebanggan milik kaum Kristiani yaitu Aya Sofya diambil dan dijadikan masjid. Bersamaan dengan pembangunan Masjid Süleymaniye, di Vatikan juga terdapat pembangunan Gereja Santa Peter yang diarsitekturi oleh Michel Angelo. Konon gereja itu pula yang dianggap oleh penganut Katolik sebagai kunci surga. Mimar Sinan membangun Masjid Süleymaniye selama tujuh tahun dan digunakan pada tahun 1557.

Disamping itu juga kaum Kristiani sedang menghabiskan masa pembangunan Gereja Santa Peter yang selesai pada tahun 1629. Pembukaan Masjid Süleymaniye yang diresmikan oleh Kanuni Sultan Süleyman, sebagai rasa hormat sang sultan mempersilahkan pintu utama masjid dibuka oleh Mimar Sinan hal ini pula sebagai simbol pembukaan masjid dan masyarakat pun diperbolehkan mempergunakannya.

Biaya pembangunan Masjid Süleymaniye tidak kekurangan sedikitpun, hal ini karena dibantu pula oleh masyarakat. Pemandangan masjid dari tiga sudut juga datang dari seniman Istanbul. Mimar Sinan memang sangat mengagumi bangunan Aya Sofya semenjak masa kecilnya, sehingga beliau bercita-cita kelak akan menjadi arsitektur dan membuat masjid yang kubahnya seperti kubah Aya Sofya, hal tersebut beliau aplikasikan dalam proyek terpentingnya yaitu Masjid Süleymaniye. Masjid ini mempunyai tiga pintu utama dari berbagai sudut, salah satunya adalah pintu yang dihiasi oleh air mancur dan pintu lainnya yang diantara pelataran masjid. Ditengah-tengah pelataran masjid terdapat sebuah tempat berwudhu yang dalam bahasa Turkinya adalah Şardıvan (Shardevan). Air yang bersih nan suci dapat anda gunakan untuk berwudhu dan setelah itu menunaikan ibadah shalat. Dipintu masuk utama terdapat tulisan Kanuni Sultan Süleyman, hal tersebut dibuat sebagai bentuk penghormatan pada sang sultan. Dibagian dalam Masjid Süleymaniye, hiasan, ornamen dan keramik-keramik cantik khas Turki semakin memperindah pemandangan masjid.

Kubah Masjid Süleymaniye besarnya dua kali lipat dari masjid biasa di Turki, hal ini pula yang dilakukan Mimar Sinan sebagai keunikannya. Disela-sela kubah yang indah terdapat pula jendela-jendela kecil yang diperuntukan angin segar masuk sehingga dapat membuat masjid terasa sejuk.

Pelataran masjid di Turki disebut juga Külliye, di Masjid Süleymaniye tempat tersebut juga digunakan sebagai dapur umum, rumah sakit, sekolah agama, hamam (tempat mandi), perpustakaan dan pemakaman. Kanuni Sultan Süleyman juga dimakamkan dimasjid Süleymaniye. Ditempat yang sama terdapat pula sebuah pemakaman sederhana milik arsitektur Turki dan pembuat masjid setempat yaitu Mimar Sinan. Sebuah pengamalan anak adam yang indah, masjid dibuat oleh Kanuni Sultan Süleyman dan Mimar Sinan, begitu juga tempat peristirahatan terakhirnya berada ditempat yang mereka buat.

 
Share on Google Plus

About Wisata Pangandaran

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment